Peran Indra Karya sebagai BUMN Konsultan Konstruksi pada Bendungan Napun Gete Yang Diresmikan Presiden Jokowi

Sikka (23/2) – Presiden Joko Widodo akhirnya meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Peresmian ditandai dengan menekan sirene bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pranono Anung, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo dan Uskup Maumere Mgr. Martinus Edwaldus pada Selasa (23/2). Peresmian ini menyusul rampungnya konstruksi dan sudah dilakukannya pengisian awal (impounding) bendungan pada Senin (28/12/20) lalu.

Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa rencananya ada 7 (tujuh) bendungan yang akan dibangun di NTT dan bendungan Napun Gete merupakan bendungan ke-3 yang diresmikan untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan salah satu dari 18 bendungan baru yang diselesaikan selama 2015-2020 untuk menambah volume tampungan air di Indonesia.

“Alhamdulillah, ini patut disyukuri, tinggal 4 dalam proses. Tapi pagi tadi Gubernur menyampaikan kepada saya minta tambahan dua lagi, padahal Provinsi yang lain paling banyak itu dua atau satu bendungan. Tapi disini memang bendungan sangat dibutuhkan seperti Napun Gete ini, yang tadi disampaikan oleh pak Bupati. Saya yakin, tidak lama lagi NTT akan makmur dan tidak menjadi provinsi yang kategorinya kalau di Negara kita masih pada kondisi yang kurang. Kita lihat nanti kalau bendungannya sudah selesai,” terang Presiden Jokowi.

Pembangunan Bendungan Napun Gete yang telah dilaksanakan sejak Januari 2017 lalu, telah memanfaatkan biaya APBN sebesar Rp 880 miliar. Secara umum, progress pembangunan bendungan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas dan progress pekerjaan yang dicapai sangat baik. Pencapaian target pekerjaan dan kualitas pekerjaan ini tentunya tidak terlepas dari konsistensi dan peran serta dari kapasitas masing-masing pihak melalui kolaborasi BUMN antara kontraktor dan konsultan BUMN yakni PT Nindya Karya (Persero) selaku Kontraktor dan PT Indra Karya (Persero) sebagai Konsultan Supervisi yang bertugas menjaga kualitas dari pelaksanaan pekerjaan melalui pengawasan di lapangan.

Turut hadir secara langsung, Direktur Utama PT Indra Karya (Persero) Milfan Rantawi, mengatakan bahwa selesainya pembangunan Bendungan Napun Gete merupakan sebuah langkah konsisten dalam upaya pemulihan dan penguatan perekonomian di Indonesia dengan tetap mengedepankan protokol penanganan Covid-19 yang sangat ketat.

“Kami, Indra Karya sebagai BUMN Konsultan Konstruksi, melaksanakan peran sebagai Konsultan Supervisi pada proyek bendungan Napun Gete ini. Peresmian Bendungan Napun Gete merupakan hasil dari sebuah langkah terobosan yang sangat bagus dari Pemerintah untuk mengatasi kebutuhan air baku bagi masyarakat di wilayah NTT, pelaksanaan pekerjaan ini  tidak pernah dihentikan selama pandemi Covid-19 dengan tetap mengedepankan protokol penanganan Covid-19 yang sangat ketat. Kami akan terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam kegiatan percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) lainnya sesuai dengan nawacita Pemerintah,” ungkap Milfan Rantawi selaku Direktur Utama PT Indra Karya (Persero).

Manfaat utama Bendungan Napun Gete bisa mengairi area irigasi seluas 300 hektar, sebagai penyedia air baku yang merupakan solusi kekeringan di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, sebagai sumber air bagi pertanian, pengendali banjir sebanyak 219 meter kubik per detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt, Bendungan Napun Gete digunakan untuk kepentingan di Desa Ilin Medo dan Desa Werang Kecamatan Waiblama Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai sumber air bagi pertanian.

Bendungan Napun Gete memiliki kapasitas tampung 11,22 juta m3 dengan luas genangan 99,78 ha. Bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir dan dan sebagai lahan konservasi serta pengembangan sektor pariwisata yang dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar bendungan.

Di Tengah Pandemi, Indra Karya Kejar Tayang Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan di Minahasa Utara

Progress Pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara

PT Indra Karya (Persero) terus berkomitmen melanjutkan misinya untuk berkontribusi dalam kegiatan percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) di tengah pandemi virus corona yang masih melanda Indonesia pada awal tahun 2021 ini. Komitmen ini ditandai dengan tetap berjalannya proyek pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya yakni Bendungan Kuwil Kawangkoan yang berlokasi di Desa Kuwil, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Berjalannya proyek tersebut merupakan sebuah langkah yang konsisten dalam upaya pencegahan bencana serta penguatan perekonomian di wilayah tersebut dengan tetap mengedepankan protokol penanganan Covid-19 yang sangat ketat.

“Progress Bendungan Kuwil Kawangkoan untuk pekerjaan Konsultan Supervisi saat ini telah mencapai 93%, dan tengah memasuki tahapan pengerjaan finishing spillway serta hydro mechanical. Kami, Indra Karya sebagai BUMN Konsultan Engineering terintegrasi, mendapatkan peran sebagai pelaksana supervisi pada proyek bendungan Kuwil Kawangkoam ini. Bendungan ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR untuk mengatasi bencana banjir serta penyedia air baku di kota Manado” ungkap Eko Budiono selaku Direktur PT Indra Karya (Persero).

Menurut Data BMKG Kota Manado merupakan salah satu wilayah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi sehingga menimbulkan adanya potensi terjadinya bencana banjir. Pada tahun 2014 lalu Kota Manado pernah mengalami bencana banjir bandang yang diakibatkan dari intensitas hujan yang cukup tinggi. Berdasarkan pengalaman tersebut Kementerian PUPR saat ini membangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan salah satunya sebagai upaya dari pengendalian banjir di kota Manado.

“Pembangunan bendungan ini merupakan bagian dari pengendalian banjir Kota Manado dan sekitarnya untuk debit banjir 470 meter kubik per detik, dimana pernah terjadi banjir bandang pada tahun 2014, sehingga kita upayakan bendungan ini dapat selesai tepat waktu untuk mengantisipasi Banjir di wilayah tersebut” tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Wakil Menteri PUPR, John Wempi Wetipo, dalam kunjungannya meninjau pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan menyatakan bahwa proyek pembangunan bendungan ini memiliki manfaat yang stretegis untuk masyarakat sekitar, khususnya untuk mengurangi dampak banjir di Manado. “Proyek bendungan ini saya tahu manfaatnya sangat strategis untuk masyarakat Sulawesi Utara, khususnya dalam mengurangi dampak banjir di Manado. Oleh karena itu, saya instruksikan untuk fokus dengan penyelesaiannya dan masing-masing pihak jalankan tugas sesuai dengan kewenangannya”, Ujar Wetipo dalam kunjungannya ke Minahasa, Sulawesi Utara.    

Pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016 dan direncanakan selesai pada tahun 2021 ini, memanfaatkan biaya APBN sebesar Rp 1,46 Triliun. Secara umum, progress pembangunan bendungan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas dan progress pekerjaan yang dicapai sangat baik. Pencapaian target pekerjaan dan kualitas pekerjaan ini tentunya tidak terlepas dari konsistensi dan peran serta dari kapasitas masing-masing pihak melalui kolaborasi BUMN antara kontraktor dan konsultan BUMN yakni PT Wijaya Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero) selaku Kontraktor dan PT Indra Karya (Persero) sebagai Konsultan Supervisi yang bertugas menjaga kualitas dari pelaksanaan pekerjaan melalui pengawasan di lapangan.

Bendungan Kuwil Kawangkoan memiliki kapasitas tampung 23,7 juta meter kubik dengan luas genangan 139 Ha. Dengan kapasitas tersebut, bendungan ini direncanakan mampu menyediakan air baku untuk Kota Manado, Kecamatan Kalawat, Kota Bitung dan KEK Bitung sebesar 4,5 meter kubik per detik, PLTM dengan kapasitas 2 x 0,70 MW serta pengembangan pariwisata. Bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir dan sebagai lahan konservasi serta pengembangan sektor pariwisata yang dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar bendungan.

“Harapannya pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan ini dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat khususnya di Kota Manado. Dengan kapasitas tersebut, bendungan ini diharapkan mampu menyediakan air baku untuk Kota Manado, Kecamatan Kalawat, Kota Bitung dan KEK Bitung sebesar 4,5 meter kubik per detik, PLTM dengan kapasitas 2 x 0,70 MW serta pengembangan pariwisata. Selain juga berfungsi sebagai pengendali banjir, bendungan ini juga nantinya bisa dimanfaatkan sebagai lahan konservasi dan pengembangan sektor wisata di Manado, karena bendungan iniselain dekat dengan Kota Manado juga dekat dengan Makam Leluhur masyarakat Minahasa. Sehingga, potensi tersebut kedepan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan wisata dan penguatan perekonomian masyarakat sekitar bendungan” Tutup Eko Budiono. Sebagai tambahan informasi, PT Indra Karya (Persero) telah ikut serta dalam pembangunan 36 bendungan dari total 56 bendungan Proyek Strategis Nasional yang sedang dan akan dibangun di era Presiden Joko Widodo. Keterlibatan Indra Karya di 60% proyek bendungan PSN merupakan bukti dari komitmen perusahaan untuk terus memberikan kontribusi terbaik bagi pembangunan negeri dalam bingkai semangat BUMN untuk Indonesia.